Aplikasi AHP-TOPSIS Basis Web PHP Mysql
Aplikasi AHP-TOPSIS Basis Web PHP Mysql – Ini salahsatu portofolio kami yang di buat untuk menentukan penerima beras di suatu daerah. Konsep nya adalah menggabungkan metode AHP dan Topsis.
Metode AHP digunakan untuk memperoleh nilai bobot yang nantinya akan dikombinasikan dengan Topsis. berikut di bawah ini screenshot input AHP dan juga proses perhitungan nya.
Perhitungan Bobot Dengan Metode AHP
Nilai Eigen Vektor ini akan digunakan sebagai bobot pada aplikasi topsis. Mari Kita lanjut pada bagian perhitungan TOPSIS nya.
Perhitungan Dengan Metode Topsis
Jika anda membutuhkan jasa pembuatan aplikasi web untuk metode spk atau algoritma bisa menghubungi WA 087823179122 , kami bisa membuat aplikasi web basis php native, laravel ataupun codeigniter.
Terimakasih Telah Membaca Artikel Aplikasi AHP-TOPSIS Basis Web PHP Mysql.
AHP adalah ?
AHP(Analytical Hierarchy Process) merupakan tehnik yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada 1970-an dan membantu pengambil keputusan untuk mengetahui alternatif terbaik dari banyak elemen pilihan. AHP menggunakan perbandingan berpasangan (pair wise comparison) untuk membuat suatu matriks yang menggambarkan perbandingan antara elemen yang satu dengan semua elemen yang lainnya.
AHP(Analytical Hierarchy Process) adalah prosedur yang berbasis matematis yang sangat baik dan sesuai untuk kondisi evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut tersebut secara matematik dikuantiatisasi dalam satu set perbandingan berpasangan. Kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya karena adanya struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai kepada sub-sub kriteria yang paling mendetail. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
Pada hakikatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. dalammodel pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Dengan AHP juga memungkinkan untuk mengukur dan mengatur dampak dari suatu komponen yang saling berinteraksi dalam suatu sistem terhadap kesalahan sistem (Saaty,2001)
Perangkat utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya.
Prinsip Dasar
Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami; antara lain :
Decomposition
Decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur-unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete kebalikan dari hirarki yang complete. Bentuk struktur dekomposisi yakni seperti pada gambar berikut:
- Tingkat pertama : Tujuan keputusan (Goal)
- Tingkat kedua : Kriteria-kriteria
- Tingkat ketiga : Alternatif-alternatif
Hirarki masalah disusun digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam sebuah system dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan yang terlibat.
Comparative Judgement
Comparative Judgement adalah penilaian yang dilakukan berdasarkan kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Comparative Judgement merupakan inti dari penggunaan AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian tersebut akan diperlihatkan dalam bentuk matriks pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkkan tingkat yang paling rendah (equal importance) sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi (extreme importance).
Synthesis of Priority
Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vector method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur pengambilan keputusan.
Logical Consistency
Logical Consistency dilakukan dengan mengagresikan seluruh eigen vector yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu composite vector tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan.
4 Aksioma AHP
Terdapat 4 aksioma yang terkandung dalam model AHP:
- Reciprocal Comparison artinya pengambil keputusan harus dapat memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila
O
i lebih disukai daripadaO
j dengan skalax
, makaO
j lebih disukai daripadaO
i dengan skala1/x
. - Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster(kelompok elemen) yang baru
- Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat di atasnya
- Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap
Langkah-langkah AHP
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi (Kusrini, 2007):
- Mengidentifikasi masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penulisan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.
- Menentukan prioritas elemen
- Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
- Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relative dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
- Sintesis,
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesiskan untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :- Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
- Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
- Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
- Mengukur Konsistensi
Dalam membuat keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :- Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relative elemen kedua dan seterusnya
- Jumlahkan setiap baris
- Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan
- Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut
λ
maks
- Menghitung Consistency Indeks
CI
dengan rumus:CI = (λ
maks- n) / (n-1)
.. [AHP-01]Dimana
n
= banyak elemen - Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (
CR
) dengan rumus:CR = CI / IR
.. [AHP-02]Dimana :
CR
= Consistency RatioCI
= Consistency IndexIR
= Index Random Consistency
- Memeriksa konsistensi hierarki.
Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR
) kurang atau sama dengan 0.1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
Index Random Consistency
Daftar Indeks Random Konsistensi (IR
) bisa dilihat dalam table berikut ini
Ukuran Matriks | Nilai IR |
---|---|
1,2 | 0.00 |
3 | 0.58 |
4 | 0.90 |
5 | 1.12 |
6 | 1.24 |
7 | 1.32 |
8 | 1.41 |
9 | 1.45 |
10 | 1.49 |
11 | 1.51 |
12 | 1.48 |
13 | 1.56 |
14 | 1.57 |
15 | 1.59 |
Pairwise Comparisons
Penilaian kriteria dan subkriteria dilakukan dengan Pairwise Comparisons — perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1995), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel Analisis di Tabel 2
Misalkan O
i dan O
j adalah tujuan. Tingkat kepentingan relatif tujuan-tujuan ini dapat dinilai dalam 9 poin, seperti Tabel 2 (Reenoij,2005) berikut (Kusumadewi, dkk 2006:94):
Intensitas Kepentingan | Keterangan |
---|---|
1 | O i dan O j sama penting |
3 | O i sedikt lebih penting daripada O j |
5 | O i kuat tingkat kepentingannya daripada O j |
7 | O i sangat kuat tingkat kepentingannya daripada O j |
9 | O i mutlak lebih penting daripada O j |
2,4,6,8 | Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan |
Kebalikan | Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j , maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i |
Penyusunan Kriteria
Setiap elemen yang terdapat dalam hirarki harus diketahui bobot relatifnya satu sama lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dalam permasalahan terhadap kriteria dan struktur hirarki atau sistem secara keseluruhan. Langkah awal dalam menentukan prioritas criteria adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh kriteria untuk setiap sub sistem hirarki. Perbandingan tersebut kemudian ditransformasikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan untuk analisis numerik. Misalkan terdapat sub sistem hirarki dengan kriteria C
dan sejumlah n
alternatif dibawahnya, Ai
sampai An
. Perbandingan antar alternatif untuk sub sistem hirarki itu dapat dibuat dalam bentuk matriks n x n, seperti pada tabel dibawah ini.
C | A1 | A2 | … | An |
---|---|---|---|---|
A1 | a11 | a12 | … | a1n |
A2 | a21 | a22 | … | a2n |
… | … | … | … | … |
Am | am1 | am2 | … | amn |
Nilai a
11, a
22, ...a
mn adalah nilai perbandingan elemen baris A
l terhadap kolom A
l yang menyatakan hubungan :
- Seberapa jauh tingkat kepentingan baris
A
terhadap kriteriaC
dibandingkan dengan kolomAl
. - Seberapa jauh dominasi baris
Ai
terhadap kolomA1
atau - Seberapa banyak sifat kriteria
C
terdapat pada barisA1
dibandingkan dengan kolomA1
. - Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada Tabel 2
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan metode AHP
- Kesatuan (Unity), AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
- Kompleksitas (Complexity), AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif
- Saling ketergantungan (Inter Dependence), AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
- Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring), AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
- Pengukuran (Measurement), AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
- Konsistensi (Consistency), AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
- Sintesis (Synthesis), AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
- Trade Off, AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
- Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus), AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
- Pengulangan Proses (Process Repetition), AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
- Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
- Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
- Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensivitas pengambilan keputusan.
- Metode AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambil keputusan dan akomodasi untuk atribut atribut baik kuantitatif dan kualitatif.
- Metode AHP juga mampu menghasilkan hasil yang lebih konsisten dibandingkan dengan metode metode lainnya.
- Metode pengambilan keputusan AHP memiliki sistem yang mudah dipahami dan digunakan.
Kelemahan metode AHP
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
- Orang yang dilibatkan adalah orang –orang yang memiliki pengetahuan ataupun banyak pengalaman yang berhubungan dengan hal yang akan dipilih dengan menggunakan metode AHP
- Untuk melakukan perbaikan keputusan, harus di mulai lagi dari tahap awal.
- Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
- Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk. sumber
Jasa Aplikasi AHP-TOPSIS Basis Web PHP Mysql
TOPSIS adalah ?
TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution)
Metode TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981. Metode ini banyak digunakan untuk pengambilan keputusan yang mempunyai multikriteria atau kriteria yang banyak.
Contoh Kasus : Terdapat 5 orang calon nasabah Kredit Aneka Guna ( KAG), berikut adalah data hasil analisa kreditnya.
Berikunya pada tahapan fuzzy.
1. Mengkonversikan data analisa kredit diatas kedalam bentuk fuzzy.
2. Menghitung matriks yang ternormalisasi
Rumus :
Dimana : i = 1, 2….., m; dan j = 1, 2, ….., n
saya tampilkan sampai x2, untuk x3 dan selanjutnya sampai x14 caranya sama dengan diatas.
Sehingga, dihasil matriks yang ternormalisasi (R) :
3.Menghitung matriks yang ternomalisasi yang terbobot (Y)
Untuk bobot yang sudah ditentukan (W) :
Untuk rumusnya menggunakan : Rumus: yij = wi*rij ; dengan i = 1,2, …, m; dan j = 1,2, …, n
Hasilnya akan menjadi :
Sekali lagi saya tampilkan hanya y11, y21 sampai y51 caranya sama dengan diatas. sehingga hasilnya akan menjadi :
4. Menentukan Solusi Ideal Positif (A+) dan Matriks Ideal Negatif (A-).
Rumus : A+ = max(y1+,y2+,…,yn+) dan  A- = max(y1-,y2-,…,yn-)
Setelah menentukan nilai positif dan negatifnya maka akan menghasilkan :
5. Menghitung Jarak Solusi Ideal Positif (D+) dan Solusi Ideal Negatif (D-).
Rumus untuk menghitungnya :
Hasil D+ nya adalah :
Untuk D- nya =
Hasil D- Nya adalah
6. Menghitung Nilai Preferensi untuk setiap alternatif.
Hasilnya :
Urutan Rangking : V2 > V4 > V5 > V1 > V3 Dari nilai V ini dapat dilihat bahwa V2 memiliki nilai terbesar.
Sehingga dapat diambil kesimpulan jika yang berhak mendapat kredit sesuai dengan rentang nilai yang sudah ditentukan adalah :
Rentang nilainya :
Maka kesimpulannya :
Aplikasi AHP-TOPSIS Basis Web PHP Mysql By Sundakreatif.com